Welcome

Selamat menikmati blog seadanya

Jumat, 13 Maret 2015

Tugas Ospek Brawijaya

AKU dan BANGSAKU Waktu berlalu begitu cepat. Dunia terus berputar. Zaman sudah berubah. Selalu terjadi perubahan di semua aspek kehidupan, mulai dari hal yang sederhana sampai yang kompleks. Indonesia juga tak terlepas dari perubahan tatanan hidup. Hal yang paling mencolok adalah kehidupan remajanya. Kita tak bisa lagi menyamakan pemuda Indonesia yang dulu dengan yang sekarang. Remaja sekarang hidup serba mudah dan modern, semua ada dan gampang untuk didapatkan. Itu semua mempengaruhi gaya hidup dan tingkah laku muda-mudi pada umumnya. Perubahan gaya hidup dan tingkah laku muda-mudi menimbulkan dampak positif dan negatif di dalam kehidupan bermasyarakat. Bahkan, perubahan ini akan mempengaruhi masa depan bangsa kita tercinta. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena masa depan Indonesia ada di tangan kita semua, para mahasiswa penerus bangsa. Tak bisa kita pungkiri bahwa Indonesia masih tertinggal oleh negara-negara di dunia bahkan di Asia, khususnya oleh negara-negara Asia Timur. Para pemimpin di Indonesia belum memiliki mental layaknya seorang ‘pemimpin’. Korupsi dan pungli terjadi di semua tingkat daerah, di kementrian, bahkan wakil rakyat kita yang ada di Senayan merupakan sarang korupsi dan pungli yang sangat terstruktur dari ‘atas sampai bawah’. Mereka seharusnya memberikan contoh dan teladan yang baik bagi rakyatnya. Terlepas dari itu semua, kita sebagai mahasiswa harus bisa mengkritisi dan mengawasi jalannya pemerintahan. Kita juga sudah harus belajar menjadi pemimpin yang baik dan bijaksana. Banyak cara bagi kita untuk bisa menyalurkan aspirasi. Maka mangat dan sedari itu kita harus menunjukkan rasa tanggung jawab kita sebagi penerus bangsa, contohnya: sekolah dengan penuh semangat dan serius agar kelak bisa menjadi lulusan-lulusan yang handal di bidangnya masing-masing dan akhirnya bisa memajukan negara kita tercinta ini. Kita juga harus membangkitkan semangat nasionalisme di dalam diri kita masing-masing mulai dari sekarang. Semua orang pasti ingin menjadi seorang pemimpin, tak terkecuali saya. Pemimpin tidak harus kepala pemerintahan, bisa juga pemimpin di perusahaan, institusi, organisasai, atau bahkan pemimpin dalam rumah tangga. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa mengayomi, mengatur, serta membawa bawahannya menuju ke kehidupan yang lebih baik. Menjadi seorang pemimpin tidaklah gampang. Pemimpin memiliki tanggung jawab dan tugas yang berat. Pemimpin harus memberikan teladan dan motivasi kepada yang dipimpinnya. Banyak pemimpin zaman sekarang yang hanya indah di janji-janjinya, sedangkan dalam pelaksanaannya nihil. Pemimpin harus mengerti permasalahan yang sedang dialami ‘bawahannya’. Dimulai dari hal yang paling sederhana. Pokoknya semua yang seorang pemimpin lakukan hanya untuk kepentingan orang yang dipimpinnya. Dewasa ini, masyarakat hidup di tengah lingkungan yang modern, meskipun masih ada orang yang hidup serba kekurangan dan penuh keterbatasan. Zaman sudah berubah. Narkoba, seks bebas, pornografi, miras sudah menjadi hal biasa di kalangan masyarakat Indonesia. Norma-norma agama dan sopan santun sudah mulai dilupakan. Ini semua diakibatkan oleh globalisasi yang tidak di sertai dengan benteng agama dan norma luhur bangsa Indonesia. Mahasiswa harus terlibat aktif dalam menanggulangi hal-hal tersebut. Masyarakat Indonesia dahulu juga dikenal dengan masyarakat yang rukun dan selalu mengutamakan asas gotong royong, sangat berbanding terbalik dengan saat ini. Masyarakat Indonesia, khususnya di perkotaan, saat ini sangat individualis dan tertutup satu dengan yang lainnya. Kita sebagai mahasiswa tentu bisa mengubah hal ini dengan cara selalu aktif terlibat dalam organisasi serta selalu mengutamakan semangat gotong royong dalam segala aspek kehidupan. Dengan melakukan hal yang tersebut, niscaya kita bisa mengikis sifat individual serta mengembalikan semangat gotong royong dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Ubahlah dunia dimulai dari diri kita sendiri. Moral dan mental para pemimpin bangsa ini tidak menunjukkan bagaimana pemimpin itu seharusnya. Para pemimpin, dari tingkat yang paling tinggi sampai tingkat yang terendah, hanya memikirkan isi perut dan isi dompet semata. Tidak cuma itu, korupsi dan pungli merajalela, di Kementrian, di Senayan, di BUMN, bahkan di kantor kelurahan pun terjadi korupsi dan pungli. Semua tergantung pemimpinnya. Jika atasannya tegas dan jujur, niscaya bawahannya pun bersih dan jujur. Tapi kenyataannya di Indonesia, atasan dan bawahan bekerjasama dalam memasukkan uang rakyat ke kantong mereka masing-masing. Meskipun masih banyak pemimpin yang melaksanakan amanah dari rakyatnya dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab. Wakil rakyat kita juga tidak kalah menyedihkannya. Banyak orang yang tidak berkualitas dan memiliki motivasi yang salah bisa mendapatkan kursi di Senayan. Politik uang merajalela. Masyarakat seharusnya tidak memilih calon pemimpin yang memberikan uang untuk memilih mereka. Kita sebagai mahasiswa harus bisa kritis dan mengawasi jalannya pemerintahan, selagi kita belajar menjadi pemimpin yang berkualitas. Sekarang kita sudah memiliki presiden baru, semoga presiden yang baru ini bisa memperbaiki tatanan pemerintahan yang sudah rusak dan membawa bangsa ini menuju masa keemasannya. Tentu tidak bisa sendirian, pemerintah juga membutuhkan bantuan rakyatnya, kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat, maka dari itu kita harus mengubah cara hidup kita yang salah menjadi baik dan berguna bagi bangsa dan orang di sekitar kita. Ubahlah dunia dimulai dari dirimu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar